Kopi Jawa adalah kopi yang dihasilkan di pulau Jawa (di luar negeri disebut Java). Di USA, istilah Java sangat pupuler sebagai bahasa ‘gaul’ untuk kopi secara umum. Kopi Jawa tidak hanya menunjuk pada asal-muasal kopi, tetapi juga digunakan untuk mencirikan minuman kopi yang kental, hitam, manis dan berampas. Salah satu bentuk penyajian kopi yang khas.

Belanda mulai membudidayakan tanaman kopi di Jawa (Hindia Belanda) di abad ke-17 dan telah mengekspornya sejak saat itu. Sistem penanaman kopi di Jawa sudah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Serangan hama karat daun (Hemileia vastatrix)
di akhir tahun 1880an memusnahkan sebagian besar perkebunan di Sukabumi, sebelum menyebar ke Jawa Tengah dan daerah-daerah di Jawa Timur. Belanda merespon dengan mengganti kopi arabika, awalnya dengan kopi liberika (kopi yang tahan hama, tetapi kurang disukai) dan kemudiannya dengan robusta. Dewasa ini perkebunan zaman kolonial lampau di Jawa hanya merupakan bagian kecil dari kopi yang dibudidayakan di Jawa, meskipun demikian kopi ini merupakan varietas kopi arabika yang dihargai lebih tinggi.
Kopi Jawa arabika produksinya dipusatkan di dataran tinggi Ijen, di ujung timur pulau Jawa, pada ketinggian 1.400 meter dpl. Kopi ini ditanam di daerah yang luas yang dibangun oleh Belanda pada abad ke-18. Lima daerah yang luas itu adalah Belawan (juga disebut Belawan atau Blauan), Jampit (Djampit), Pancoer (atau Pancur), Kayumas dan Tosari yang luasanya meliputi lebih dari 4.000 hektar.

Di daerah-daerah ini buah kopi dipindahkan dengan cepat ke penggilingan sesudah dipanen. Buah-buah ini kemudian difermentasi dan dicuci dengan menggunakan pemrosesan basah. Cara ini akan menghasilkan kopi yang baik, kental, dan manis dengan citarasa yang mengesankan. Mereka kadang-kadang memiliki profil rasa sederhana, tetapi lebih langgeng di mulut. Pada kopi-kopi pilihan dari kopi Jawa, mereka terasa luwes dengan kelembutan yang subtil dan karakter rasa herbal pada after taste.

Kopi ini juga dikenal dan dihargai sebagai salah satu komponen utama blending kopi “Mocha Java” tradisional, yang mencampur kopi Mocha (Arab) dengan kopi Jawa. Di beberapa tempat, kopi diperam dengan lama lebih dari tiga tahun. Selama periode ini kopi bersentuhan dengan “angin monsun”, dengan cara diekspose di udara hangat yang lembab selama musim hujan. Ketika mereka menjadi tua, kopi berubah warna dari hijau ke coklat terang, dan rasanya lebih kuat selain kehilangan kadar keasamannya. Kopi yang diperam ini dinamakan Old Government, Old Brown atau Old Java.

Jawa juga merupakan sumber kopi luwak, dikenal sebagai kopi paling mahal di dunia. Di Jawa kopi jenis ini diproduksi dengan cara memberi makan luwak yang dikandangkan dengan buah kopi masak. Saluran pencernaan musang ini akan membersihkan kulit buah dari biji kopi. Dan terciptalah kopi luwak yang menarik perhatian dunia itu.


http://www.semendo.com
Lebih baru Lebih lama

Comments

{getWidget} $results={3} $label={comments} $type={list}