ak dipungkiri, beberapa kejadian penting di dunia kerap diinisiasi oleh para penggembala. Begitu pula halnya dengan kopi. Jika seandainya Kaldi, seorang gembala kambing abad ke-9 di Ethiopia tidak mengamati tingkah laku kambingnya yang menjadi riang setelah
memakan cherry kopi dan kemudian mencobanya sendiri, barangkali dunia tidak akan pernah mengenal kopi, minuman sederhana namun memberikan kemewahan rasa bagi penggemarnya.

Begitulah, diawali dari Ethiopia, seorang sufi yang menyaksikan Khaldi kemudian mulai mengenalkan budaya minum kopi pada dunia. Pada abad ke-15, kopi menjadi bagian dari minuman “relijius” para sufi di Yaman. Kopi membuat para sufi tenggelam lebih dalam ke dalam orbit tarian spiritual-nya sekaligus membuat mereka terjaga sepanjang malam. Kopi menjadi bagian yang tak terpisah dalam kehidupan relijius dan kehidupan sehari-hari. Sejak itu kemana Islam pergi, kopi turut menyertai. Dari Afrika budaya minum kopi ini menyebar ke timur Mediterania, dan India. Italia lantas ke seluruh Eropa, lalu ke Indonesia tepatnya di pulau Jawa. Belanda yang membawa kopi ke Jawa dan mendirikan perkebunan kopi pertama di Jawa pada tahun 1696.
Setelah kesuksesan itu Belanda memperkenalkan kopi kepada aristokrat Eropa. Louis XIV menerima sebuah pohon kopi (ada yang menyebutkan dua pohon) dari Belanda untuk ditanam di kebun raya Paris, Jardin des Plantes. Beberapa tahun kemudian Gabriel Mathieu de Clieu, seorang anggota angkatan laut hendak bertolak ke Martinique, sebuah koloni Prancis di Karibia. Membayangkan Martinique ibaratnya seperti Jawa-nya Prancis, de Clieu memohon pada raja untuk membawa bibit pohon kopi, tetapi permohonannya ditolak. Yang terjadi kemudian, ia mencuri bibit tersebut dan berlayar menuju Martinique.

Berbagi tantangan dihadapi de Clieu dalam pelayarannya ke Martinique, mulai dari penumpang kapal yang ditulisnya “basely jealous” yang mematahkan sebuah cabang tanaman kopi yang dibawanya, kemudian datang bajak laut yang nyaris menangkap kapalnya. Belum cukup, datanglah badai yang nyaris menenggelamkan kapal hingga singkat cerita akhirnya pohon kopi itu tiba di Martinique dan dikembangbiakkan dengan pengawasan tentara. Pohon kopi itu menjadi cikal bakal 18 juta pohon dalam kurun waktu kurang lebih 50 tahun. Inilah asal muasal kopi menyebar ke benua Amerika. Dan kita mengenal beberapa negara di Amerika latin, yaitu Brasil dan Kolombia adalah penghasil kopi besar di dunia, selain Indonesia, Vietnam, India, Guatemala, Ethiopia, Mexico, Cote d’Ivoire dan Uganda.

Kopi pada akhirnya masuk ke dalam hidup manusia, tak melulu untuk memuaskan lidah dan hidung. Kopi menjadi bagian dari sosial budaya, kopi juga mengambil peranan dalam kehidupan politik dan yang tak terelakkan kopi memberikan pengaruh besar dalam perekonomian global. Saking pentingnya kopi dalam hidup manusia, banyak hal absurd yang lahir, seperti misalnya hukum di Turki yang mengijinkan seorang istri menceraikan suaminya jika gagal menjaga ibrik (poci kopi ala Turki) keluarga terisi.

Lain di Turki lain di Swedia. Konon Raja Gustaff II dalam suatu kasus yang melibatkan dua orang bersaudara kembar. Untuk menentukan siapa yang bersalah, ia memerintahkan salah satu kembar hanya boleh minum kopi seumur hidupnya sedang pasangan kembarnya hanya boleh minum teh. Yang meninggal lebih dulu adalah yang bersalah. Ternyata yang meninggal lebih dulu adalah yang hanya meminum teh, ia meninggal pada usia 83 tahun. Sejak itu bangsa Skandinavia percaya minum kopi dapat menyebabkan umur lebih panjang.

Kopi juga pernah “diharamkan”. Kejadian ini terjadi pada tahun 1511 dan 1656 di Arab Saudi dan pada 1532 di Mesir. Alasannya semata karena efeknya kepada manusia, tapi lama kelamaan larangan itu tak berlaku lagi. Di Italia, pendeta-pendeta sempat melarang dan menghukum orang yang minum kopi dengan menggunakan isu minuman kopi masuk ke Italia sebagai upaya sultan-sultan Muslim untuk mengganti anggur yang identik dengan kaum Katolik. Di Rusia, untuk menjaga gengsi aristrokrat, Raja Frederick Agung hanya mengijinkan kalangan bangsawan yang meminum kopi.

Demikian sekilat hikayat kopi. Saat ini kopi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari seluruh lapisan masyarakat. Bisa dikatakan kopi telah memenangkan hati dunia. Tidak ada seorang pecinta kopi yang bisa mengatakan secara pasti kopi apa yang paling sedap di dunia, jika ia bisa menyebutkan satu jenis saja, bisa dipastikan ia bukan pecinta kopi sejati. Sebab kopi tersedap di dunia adalah kopi yang diminum ketika hati bahagia dan untuk itu hanya yang menyisipnya yang tahu. Menyisip kopi adalah sebuah pengalaman personal seperti pengalaman ketika seseorang bertemu kekasihnya, tidak ada yang pernah tahu apa yang akan dirasakannya. Itulah kopi.

Y.A.

Coffee, which makes the politicians wise, and see through all things with his half-shut eyes.
~Alexander Pope

Sumber Artikel ini: http://amaliaonearth.com/2011/01/26/sekilat-hikayat-kopi/
Lebih baru Lebih lama

Comments

{getWidget} $results={3} $label={comments} $type={list}